Jangan Anda bayangkan bahwa penjahat dunia maya hanya sekumpulan orang yang bekerja secara serabutan. Ternyata mereka juga menganut dan menerapkan prinsip-prinsip kerja organisasi modern layaknya sebuah perusahaan, dengan penempatan tenaga kerja yang sesuai keahlian dan deskripsi kerja yang jelas.
Hal tersebut tampak dalam hasil temuan terbaru yang dirilis oleh Biro Investigasi Federal Amerika (FBI). Dengan menerapkan pola dan manajemen ala perusahaan modern, organisasi kejahatan cyber jadi lebih produktif. Terang saja, organisasi ini didukung oleh tenaga yang penuh dedikasi dan sanggup bekerja tanpa batas negara dan waktu. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tak ada hari libur!
Steven Chabinsky, Deputi Asisten Direktur Cyber Crime FBI berpendapat bahwa dengan pola seperti itu, mereka sanggup merespon tiap peluang yang ada dalam tempo yang sangat cepat, bahkan dalam waktu kurang dari satu jam.
Dalam perkembangannya, organisasi ini melengkapi diri dengan beragam tenaga ahli. Mereka selalu fokus dalam mendedikasikan waktu dan kemampuannya untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan teknik, peralatan dan metode yang digunakan dalam mendukung aksi mereka.
Chabinsky juga memaparkan 10 jabatan teratas yang ada pada organisasi kejahatan cyber, yaitu:
1. Programmer, bertugas membuat aplikasi-aplikasi maupun malware yang biasa digunakan dalam menjalankan aksi kejahatannya.
2. Distributor, bertugas menjual data curian atau menukarnya dengan komoditas yang disediakan para spesialis lain.
3. Ahli Teknologi, berperan penting dalam penyediaan dan pengoperasasian infrastruktur pendukung seperti server, database, teknologi enkripsi, dan infrastruktur sejenis.
4. Hacker, bertugas mencari dan mengeksploitasi aplikasi, sistem, dan celah pada jaringan.
5. Fraudster, menciptakan dan mengembangkan beragam skema social engineering, seperti pencurian identitas pribadi (phishing) dan spam.
6. Penyedia Hosting, menawarkan hosting yang aman untuk konten gelap di server dan situs-situs.
7. Kasir, mengontrol rekening mati dan menyediakan nama dan nomor rekening untuk para kriminal, dengan menarik bayaran tertentu.
8. Money mules, bertugas merampungkan transfer online antar rekening. Mereka biasanya menggunakan visa pelajar atau pekerja untuk membuka rekening.
9. Teller, bertugas menangani transfer dan pencucian uang hasil kejahatan melalui layanan mata uang digital dan kurs asing.
10. Pimpinan Organisasi, posisi ini biasa diisi oleh “orang biasa” yang tidak memiliki keahlian teknis. Tugasnya mencakup penyusunan tim dan menentukan target operasi.
Bisa kita lihat, posisi dan deskripsi pekerjaan tersebut para penjahat dunia maya tak ubahnya seperti perusahaan pada umumnya. Ini menjelaskan mengapa serangan cyber selalu menemukan pola dan teknik baru dalam aksinya. Untuk itu, sebagai pengguna internet kita harus selalu waspada dan jangan mudah percaya dengan tawaran-tawaran yang tak masuk akal.
Sumber : computerworld.com
http://dedepurnama.blogspot.com
Hal tersebut tampak dalam hasil temuan terbaru yang dirilis oleh Biro Investigasi Federal Amerika (FBI). Dengan menerapkan pola dan manajemen ala perusahaan modern, organisasi kejahatan cyber jadi lebih produktif. Terang saja, organisasi ini didukung oleh tenaga yang penuh dedikasi dan sanggup bekerja tanpa batas negara dan waktu. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tak ada hari libur!
Steven Chabinsky, Deputi Asisten Direktur Cyber Crime FBI berpendapat bahwa dengan pola seperti itu, mereka sanggup merespon tiap peluang yang ada dalam tempo yang sangat cepat, bahkan dalam waktu kurang dari satu jam.
Dalam perkembangannya, organisasi ini melengkapi diri dengan beragam tenaga ahli. Mereka selalu fokus dalam mendedikasikan waktu dan kemampuannya untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan teknik, peralatan dan metode yang digunakan dalam mendukung aksi mereka.
Chabinsky juga memaparkan 10 jabatan teratas yang ada pada organisasi kejahatan cyber, yaitu:
1. Programmer, bertugas membuat aplikasi-aplikasi maupun malware yang biasa digunakan dalam menjalankan aksi kejahatannya.
2. Distributor, bertugas menjual data curian atau menukarnya dengan komoditas yang disediakan para spesialis lain.
3. Ahli Teknologi, berperan penting dalam penyediaan dan pengoperasasian infrastruktur pendukung seperti server, database, teknologi enkripsi, dan infrastruktur sejenis.
4. Hacker, bertugas mencari dan mengeksploitasi aplikasi, sistem, dan celah pada jaringan.
5. Fraudster, menciptakan dan mengembangkan beragam skema social engineering, seperti pencurian identitas pribadi (phishing) dan spam.
6. Penyedia Hosting, menawarkan hosting yang aman untuk konten gelap di server dan situs-situs.
7. Kasir, mengontrol rekening mati dan menyediakan nama dan nomor rekening untuk para kriminal, dengan menarik bayaran tertentu.
8. Money mules, bertugas merampungkan transfer online antar rekening. Mereka biasanya menggunakan visa pelajar atau pekerja untuk membuka rekening.
9. Teller, bertugas menangani transfer dan pencucian uang hasil kejahatan melalui layanan mata uang digital dan kurs asing.
10. Pimpinan Organisasi, posisi ini biasa diisi oleh “orang biasa” yang tidak memiliki keahlian teknis. Tugasnya mencakup penyusunan tim dan menentukan target operasi.
Bisa kita lihat, posisi dan deskripsi pekerjaan tersebut para penjahat dunia maya tak ubahnya seperti perusahaan pada umumnya. Ini menjelaskan mengapa serangan cyber selalu menemukan pola dan teknik baru dalam aksinya. Untuk itu, sebagai pengguna internet kita harus selalu waspada dan jangan mudah percaya dengan tawaran-tawaran yang tak masuk akal.
Sumber : computerworld.com
http://dedepurnama.blogspot.com
Post a Comment for "10 Jabatan Top Organisasi Kejahatan Cyber"