Sebuah survei terbaru dari perusahaan keamanan Proofpoint menemukan tujuh persen perusahaan telah memecat karyawannya karena aktivitasnya di situs media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dua puluh persen perusahaan "menghukum" karyawannya yang melanggar disiplin kantor karena "terlalu sibuk" mengurusi jejaring sosialnya.
Survey inilah yang menginspirasi Megale untuk membuat sebuah grup di Facebook bernama, "Dipecat Karena Facebook." Dari grup itu terpilih enam jenis postingan di Facebook atau Twitter yang menyebabkan penggunanya menjadi pengangguran.
1. Posting berisi komentar negatif tentang pekerjaan atau perusahaan Anda.
Sebaiknya tidak melampiaskan kekesalan terhadap kebijakan di kantor melalui situs jejaring sosial karena masalah itu akan diketahui orang banyak dan mempengaruhi citra Anda dan perusahaan tentunya.
2. Membela Bos Anda mati-matian dalam "perseteruan" online.
Ini adalah kebalikan dari saran sebelumnya. Meskipun Anda merasa tidak ada masalah dengan komentar yang diposting, namun sadarilah apabila Anda bukan juru bicara perusahaan yang profesional. Sehingga bisa saja komentar tersebut justeru merugikan perusahaan.
3. Membeberkan rahasia perusahaan.
Apabila Anda mengetahui rahasia perusahaan Anda, sebaiknya jangan membeberkanya ke situs jejaring sosial. Misalnya, perusahaan akan mengusulkan beberapa nama untuk di-PHK dalam waktu dekat, sebaiknya konfirmasikan terlebih dahulu spekulasi itu di internal perusahaan.
4. Menyembunyikan identitas dan berpura-pura menjadi orang lain.
Etikanya, seorang karyawan tentunya tak perlu menyembunyikan identitas atau hubungannya dengan perusahaan tempatnya bekerja.
5. Mengeksplorasi kehidupan pribadi sampai kegiatan rekreasi.
Telalu sering membicarakan kehidupan dan aktivitas pribadi di situs jejaring sosial bisa saja mempengaruhi kondite Anda di perusahaan.
6. Memposting gambar "aneh"
Caitlyn Davis, seorang karyawan sebuah perusahaan di Amerika Serikat dipecat gara-gara foto di akun Facebook-nya yang menampilkan jari tengahnya mengacung dengan kulit yang ditutupi gambar-gambar "aneh".
sumber: pc world
http://dedepurnama.blogspot.com
Survey inilah yang menginspirasi Megale untuk membuat sebuah grup di Facebook bernama, "Dipecat Karena Facebook." Dari grup itu terpilih enam jenis postingan di Facebook atau Twitter yang menyebabkan penggunanya menjadi pengangguran.
1. Posting berisi komentar negatif tentang pekerjaan atau perusahaan Anda.
Sebaiknya tidak melampiaskan kekesalan terhadap kebijakan di kantor melalui situs jejaring sosial karena masalah itu akan diketahui orang banyak dan mempengaruhi citra Anda dan perusahaan tentunya.
2. Membela Bos Anda mati-matian dalam "perseteruan" online.
Ini adalah kebalikan dari saran sebelumnya. Meskipun Anda merasa tidak ada masalah dengan komentar yang diposting, namun sadarilah apabila Anda bukan juru bicara perusahaan yang profesional. Sehingga bisa saja komentar tersebut justeru merugikan perusahaan.
3. Membeberkan rahasia perusahaan.
Apabila Anda mengetahui rahasia perusahaan Anda, sebaiknya jangan membeberkanya ke situs jejaring sosial. Misalnya, perusahaan akan mengusulkan beberapa nama untuk di-PHK dalam waktu dekat, sebaiknya konfirmasikan terlebih dahulu spekulasi itu di internal perusahaan.
4. Menyembunyikan identitas dan berpura-pura menjadi orang lain.
Etikanya, seorang karyawan tentunya tak perlu menyembunyikan identitas atau hubungannya dengan perusahaan tempatnya bekerja.
5. Mengeksplorasi kehidupan pribadi sampai kegiatan rekreasi.
Telalu sering membicarakan kehidupan dan aktivitas pribadi di situs jejaring sosial bisa saja mempengaruhi kondite Anda di perusahaan.
6. Memposting gambar "aneh"
Caitlyn Davis, seorang karyawan sebuah perusahaan di Amerika Serikat dipecat gara-gara foto di akun Facebook-nya yang menampilkan jari tengahnya mengacung dengan kulit yang ditutupi gambar-gambar "aneh".
sumber: pc world
http://dedepurnama.blogspot.com
Post a Comment for "Kesalahan Di Facebook Mengakibatkan Pemecatan"