Tentu bukan tanpa alasan Research in Motion (RIM) sampai mau membuka kantor perwakilannya di Indonesia. Sang produsen BlackBerry ini mengakui, salah satu tujuannya agar ponsel cerdasnya ini laku lebih banyak lagi dan bisa menjadi nomor satu di pasar Indonesia. Gregory Wade, Managing Director RIM Asia Tenggara, menilai Indonesia sebagai pasar yang sangat strategis karena punya lebih dari 240 juta jiwa penduduk. Pasar yang diyakini punya potensi terbesar di Asia, bahkan salah satu di dunia.
"Di Asia, kami selalu meluncurkan produk-produk BlackBerry terbaru kami di Indonesia. Sebab, Indonesia sangat strategis dan sangat besar populasinya," kata Greg usai seremoni peresmian PT RIM Indonesia di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Selasa (9/11/2010). "Orang-orang di Indonesia sangat suka teknologi, sementara penetrasi broadband masih sangat rendah. Kehadiran ponsel pintar seperti BlackBerry yang menghadirkan akses komunikasi lewat internet tentu sangat membantu kehidupan sehari-hari," ujarnya lebih lanjut.
Dulu, saat BlackBerry hadir kali pertama di Indonesia 2004 lalu, tak banyak yang meminati. Tercatat, pelanggannya hanya berkisar 10 ribu. Sebab, pasar yang disasar hanya kalangan pelanggan dari perusahaan korporasi.
Namun sejak melebarkan sayapnya ke pasar retail sejak 2007 lalu, peminat BlackBerry langsung melonjak pesat. Ponsel hasil rancangan dari perusahaan Kanada itu sempat membukukan pertumbuhan hingga 500% di Indonesia. Suatu catatan yang menakjubkan untuk ponsel yang relatif mahal.
"Yang menjadi kunci keberhasilan kami adalah social communication media seperti BlackBerry Messengger alias BBM. Fitur tersebut terbukti diminati banyak orang di Indonesia," papar Greg. Tentu, bukan hanya ВВМ satu-satunya killer application yang jadi andalan utama. Masih banyak lagi fitur komunikasi lainnya seperti email, Facebook, Twitter, Foursquare, termasuk sejumlah aplikasi lokal buatan dalam negeri.
"Itu sebabnya kami terus mendukung lokal partner untuk membuat mobile application. Itu salah satu bentuk investasi kami untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ucap Greg.
Selain menggandeng vendor aplikasi lokal, RIM juga coba menggali bakat dari kalangan akademisi dengan menghadirkan kurikulum BlackBerry hasil kerja samanya dengan sejumlah universitas ternama di Indonesia.
"Kami ingin terus memperkuat partnership kami dengan semua mitra lokal, mulai dari carrier (operator), distributor, pengembang aplikasi, hingga kalangan akademisi," masih kata Greg.
Dengan berbekal modal itu, pria yang bermukim di Singapura ini yakin, bahwa BlackBerry tetap akan diminati pasar Indonesia meski mendapat perlawanan serius dari produk-produk kompetitor seperti Nokia, Apple, atau bahkan ponsel dengan OS Google Android.
"Kami optimistis bisa menjadi yang terdepan karena BlackBerry terus berguna bagi pasar di Indonesia. Jika melihat kondisi sekarang ini, bisa dibilang, kami lebih dari optimistis," tandas dia.
http://dedepurnama.blogspot.com
"Di Asia, kami selalu meluncurkan produk-produk BlackBerry terbaru kami di Indonesia. Sebab, Indonesia sangat strategis dan sangat besar populasinya," kata Greg usai seremoni peresmian PT RIM Indonesia di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Selasa (9/11/2010). "Orang-orang di Indonesia sangat suka teknologi, sementara penetrasi broadband masih sangat rendah. Kehadiran ponsel pintar seperti BlackBerry yang menghadirkan akses komunikasi lewat internet tentu sangat membantu kehidupan sehari-hari," ujarnya lebih lanjut.
Dulu, saat BlackBerry hadir kali pertama di Indonesia 2004 lalu, tak banyak yang meminati. Tercatat, pelanggannya hanya berkisar 10 ribu. Sebab, pasar yang disasar hanya kalangan pelanggan dari perusahaan korporasi.
Namun sejak melebarkan sayapnya ke pasar retail sejak 2007 lalu, peminat BlackBerry langsung melonjak pesat. Ponsel hasil rancangan dari perusahaan Kanada itu sempat membukukan pertumbuhan hingga 500% di Indonesia. Suatu catatan yang menakjubkan untuk ponsel yang relatif mahal.
"Yang menjadi kunci keberhasilan kami adalah social communication media seperti BlackBerry Messengger alias BBM. Fitur tersebut terbukti diminati banyak orang di Indonesia," papar Greg. Tentu, bukan hanya ВВМ satu-satunya killer application yang jadi andalan utama. Masih banyak lagi fitur komunikasi lainnya seperti email, Facebook, Twitter, Foursquare, termasuk sejumlah aplikasi lokal buatan dalam negeri.
"Itu sebabnya kami terus mendukung lokal partner untuk membuat mobile application. Itu salah satu bentuk investasi kami untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ucap Greg.
Selain menggandeng vendor aplikasi lokal, RIM juga coba menggali bakat dari kalangan akademisi dengan menghadirkan kurikulum BlackBerry hasil kerja samanya dengan sejumlah universitas ternama di Indonesia.
"Kami ingin terus memperkuat partnership kami dengan semua mitra lokal, mulai dari carrier (operator), distributor, pengembang aplikasi, hingga kalangan akademisi," masih kata Greg.
Dengan berbekal modal itu, pria yang bermukim di Singapura ini yakin, bahwa BlackBerry tetap akan diminati pasar Indonesia meski mendapat perlawanan serius dari produk-produk kompetitor seperti Nokia, Apple, atau bahkan ponsel dengan OS Google Android.
"Kami optimistis bisa menjadi yang terdepan karena BlackBerry terus berguna bagi pasar di Indonesia. Jika melihat kondisi sekarang ini, bisa dibilang, kami lebih dari optimistis," tandas dia.
http://dedepurnama.blogspot.com
Post a Comment for "Keinginan BlackBerry adalah Jadi No 1 di Indonesia"