Makin berkembangnya teknologi dan merebaknya penggunaan situs jejaring sosial ternyata berpengaruh pada ‘tren’ hukuman yang diberikan orang tua pada anak-anak mereka. Jika dulu orang tua sering melarang buah hati mereka untuk menonton TV sebagai hukuman, kini pelarangan memakai internet-lah yang menjadi gantinya.
Hal ini tentu tidak bisa dipisahkan dengan fakta bahwa internet kini dipakai oleh siapa saja dan betapa pentingnya keberadaan internet dalam kehidupan seseorang tak terkecuali anak-anak.
Para peneliti dari University of Sothern California dalam laporannya menyebutkan bahwa para orang tua melihat kesamaan antara TV dan internet sehingga kedua hal itulah yang menjadi sasaran mereka dalam menghukum anak-anaknya. Sedangkan mengacu pada survey yang dilakukan oleh USC Annenberg Center untuk Digital Future, sebanyak dua pertiga orang tua mengatakan mereka melarang anaknya mengakses TV. Angka ini hampir tidak berubah dalam satu dekade ini. Sebaliknya, prosentase dari orang tua yang membatasi anaknya dalam mengakses internet, hampir melonjak 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir ini.
Salah satu senior yakni Michael Gilbert mengatakan tentang fakta lain bahwa orang tua lebih merasa nyaman mengetahui anak-anaknya menghabiskan waktu di depan internet (71%) dibandingkan dengan di depan TV (51%). Akan tetapi dengan banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak di depan internet, membuat waktu mereka bersama keluarga menjadi berkurang. Penurunan ini disinyalir disebabkan karena meledaknya situs jejaring sosial dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kini para orang tua menyadari bahwa dengan adanya akses internet di rumah, waktu mereka untuk bertatap muka dengan anak-anak kian menurun, meskipun orang tua yang melaporkan hal ini masih terhitung sedikit yakni 11% di tahun 2010. Gilbert mengenai hal tersebut memberikan pendapatnya bahwa jawabannya bukanlah teknologi, melainkan tanggung jawab para orang tua, walaupun di satu sisi dia menyadari bahwa perkembangan teknologi digital membuat para orang tua kesulitan untuk memonitor apa saja yang anak-anak mereka lakukan.
Sumber: Huffingtonpost
http://dedepurnama.blogspot.com
Hal ini tentu tidak bisa dipisahkan dengan fakta bahwa internet kini dipakai oleh siapa saja dan betapa pentingnya keberadaan internet dalam kehidupan seseorang tak terkecuali anak-anak.
Para peneliti dari University of Sothern California dalam laporannya menyebutkan bahwa para orang tua melihat kesamaan antara TV dan internet sehingga kedua hal itulah yang menjadi sasaran mereka dalam menghukum anak-anaknya. Sedangkan mengacu pada survey yang dilakukan oleh USC Annenberg Center untuk Digital Future, sebanyak dua pertiga orang tua mengatakan mereka melarang anaknya mengakses TV. Angka ini hampir tidak berubah dalam satu dekade ini. Sebaliknya, prosentase dari orang tua yang membatasi anaknya dalam mengakses internet, hampir melonjak 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir ini.
Salah satu senior yakni Michael Gilbert mengatakan tentang fakta lain bahwa orang tua lebih merasa nyaman mengetahui anak-anaknya menghabiskan waktu di depan internet (71%) dibandingkan dengan di depan TV (51%). Akan tetapi dengan banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak di depan internet, membuat waktu mereka bersama keluarga menjadi berkurang. Penurunan ini disinyalir disebabkan karena meledaknya situs jejaring sosial dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kini para orang tua menyadari bahwa dengan adanya akses internet di rumah, waktu mereka untuk bertatap muka dengan anak-anak kian menurun, meskipun orang tua yang melaporkan hal ini masih terhitung sedikit yakni 11% di tahun 2010. Gilbert mengenai hal tersebut memberikan pendapatnya bahwa jawabannya bukanlah teknologi, melainkan tanggung jawab para orang tua, walaupun di satu sisi dia menyadari bahwa perkembangan teknologi digital membuat para orang tua kesulitan untuk memonitor apa saja yang anak-anak mereka lakukan.
Sumber: Huffingtonpost
http://dedepurnama.blogspot.com
Post a Comment for "Hukuman Orang Tua Kepada Anak Berubah Gara-Gara Tren Internet"