Sepi…
Hanya ada gemerisik kabar yang dibawa angin
Lalu disampaikan pada daun-daun
Mungkin gerimis yang menderas tadi
Tak menghadirkan sentuhan luka
Jika saja aku mampu menyingkirkan segala tentang
embun
segelas kopi
rinai
langit
deburan ombak memecah karang
lagu-lagu
Yang selalu ku nikmati bersamamu.
Aku bungkam
Ketika cinta itu diam-diam menyelinap pergi dariku
Tak ku temukan lagi ketika aku membuka mataku
Sama bisunya, ketika cinta itu melintas di mata dan bibirmu, dulu…
Aku terdiam
Saat tak mampu menyembunyikan
Rindu yang menelusup di relung terdalam.
Ia masih serupa puisi
Ia masih serupa bait-bait dalam syair
Yang tak kunjung terpahami
Tapi setia lekat di palung hati.
Setiap jiwa menemukan cinta
Ketika suara dan sentuh tak lg nyata
Ingatan akan tetap mewarnainya.
Sore ini…
Sunyi…
Hanya lamat-lamat suara daniel sahuleka
Dan perempuan yang memeluk senja dalam isaknya.
Selamat menikmati puisi sedih saat gelisah diatas ya,,, :)
Hanya ada gemerisik kabar yang dibawa angin
Lalu disampaikan pada daun-daun
Mungkin gerimis yang menderas tadi
Tak menghadirkan sentuhan luka
Jika saja aku mampu menyingkirkan segala tentang
embun
segelas kopi
rinai
langit
deburan ombak memecah karang
lagu-lagu
Yang selalu ku nikmati bersamamu.
Aku bungkam
Ketika cinta itu diam-diam menyelinap pergi dariku
Tak ku temukan lagi ketika aku membuka mataku
Sama bisunya, ketika cinta itu melintas di mata dan bibirmu, dulu…
Aku terdiam
Saat tak mampu menyembunyikan
Rindu yang menelusup di relung terdalam.
Ia masih serupa puisi
Ia masih serupa bait-bait dalam syair
Yang tak kunjung terpahami
Tapi setia lekat di palung hati.
Setiap jiwa menemukan cinta
Ketika suara dan sentuh tak lg nyata
Ingatan akan tetap mewarnainya.
Sore ini…
Sunyi…
Hanya lamat-lamat suara daniel sahuleka
Dan perempuan yang memeluk senja dalam isaknya.
Selamat menikmati puisi sedih saat gelisah diatas ya,,, :)
Post a Comment for "Puisi Sedih : Perempuan yang Memeluk Senja"