Wahai para orangtua, bangun dan sadarlah, bahwa mengasuh anak saat ini tak hanya di dunia fisik. Orangtua juga harus mampu membekali anaknya untuk melakukan kegiatan di internet secara aman.
Di satu sisi, internet bisa menjadi sumber informasi yang beragam dan mengagumkan. Anak pun berpeluang mencari teman baru atau bergabung dengan komunitas online. Tapi di sisi lain, internet bisa menjadi sangat menakutkan. Apalagi bagi orangtua yang pengalaman dan pengetahuannya di dunia online masih kurang.
Kekhawatiran akan keamanan anak online semakin besar, terutama soal bagaimana orangtua bisa melindungi anak dari orang asing yang mereka temui online. Parahnya lagi, risikonya pun makin hari makin besar saja. Ancaman bagi anak-anak juga semakin beragam. Mulai dari premanisme online alias cyber-bullying, penguntitan hingga pencurian identitas dan predator online.
Mulai dari Mana?
Meski banyak orangtua sadar bahwa ada bahaya bagi anak-anak mereka di internet, masih sedikit yang tahu harus mulai dari mana.
Survei bertajuk Norton Online Living Report 2009 menunjukkan bahwa 33 persen orangtua mengatakan sulit membuat aturan untuk penggunaan internet karena mereka tak pernah mengalami itu saat masih anak-anak.
Symantec melihat ada urgensi untuk menyampaikan pada masyarakat akan bahaya dan masalah yang dihadapi anak di internet, serta apa yang bisa dilakukan orangtua. Ingat, setiap tiga detik sebuah identitas dicuri dan korbannya bisa saja anak-anak.
Di awal 2009, Norton telah memperkenalkan OnlineFamily.Norton. Ini merupakan bagian dari komitmen Norton untuk mendidik dan menghadirkan sumber daya yang dibutuhkan bagi keluarga dan pendidik.
Layanan gratis untuk keamanan keluarga itu membantu melindungi anak-anak saat online. OnlineFamily.Norton juga membantu membangun dialog antara orangtua dan anak-anak tentang apa yang dilakukan saat online, agar mereka tak saling terasing.
Lewat layanan itu, orangtua memiliki piranti yang dibutuhkan untuk memastikan tempat-tempat yang dikunjungi anak-anaknya saat online, berapa lama mereka online, siapa yang diajak bicara serta informasi apa yang dibagi ke orang lain.
Bagusnya lagi, semua hal itu bisa dilakukan tanpa memata-matai anak-anak mereka. Ini karena anak-anak tahu sepenuhnya bahwa apa yang mereka lakukan diawasi oleh orangtua. Rasa tanggungjawab itu pada gilirannya akan mendorong anak-anak untuk memiliki kebiasaan online yang sehat.
Apa yang Dicari Anak Saat Online?
Untuk lebih mengetahui apa yang dilakukan anak-anak saat online, Norton dari Symantec belum lama ini mengungkap hasil studi Top Kids’ Online Searches of 2009. Studi itu menunjukkan topik apa yang paling dicari anak-anak saat online selama 2009, berdasarkan data di OnlineFamily.Norton.
Dalam studi itu, Norton memeriksa 100 pencarian teratas yang dilakukan anak usia 18 tahun ke bawah dan memecah-mecah datanya berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Bagi orangtua, mungkin mereka akan wajar melihat pencarian dengan kata kunci seperti "New Moon", bagi remaja, atau "Sesame Street" untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Namun ada hasil pencarian yang bisa jadi akan mengejutkan.
Kata kunci "Sex" dan "Porn" meraih posisi cukup tinggi dalam pencarian yang dilakukan anak usia 18 tahun (nomor 4) dan di bawah 18 tahun (nomor 5). Jelas ini menjadi hal yang patut diwaspadai orangtua, terutama jika anak-anak belum pernah diajak bicara soal apa yang pantas dan tidak pantas dilihat di internet.
Tiga besar pencarian anak-anak di 2009 juga mencakup YouTube, Google dan Facebook. Meski situs-situs tersebut bisa menghibur dan mendidik, tapi orangtua harus duduk bersama anak-anak dan berbincang soal: video apa yang pantas dan tidak pantas dilihat; informasi apa yang dicari; dan bagaimana berinteraksi di situs jejaring sosial.
Perkuat Diri dan Keluarga
"Jika bicara ancaman online, orangtua bukan hanya perlu memperhatikan konten tidak pantas yang tidak sengaja ditemui anak-anaknya. OnlineFamily.Norton menjadi unik karena memberikan wawasan bagi orangtua soal kegiatan anaknya dan apa yang menarik bagi mereka, sehingga orangtua bisa berdiskusi soal hal-hal yang menarik minta mereka sekaligus melindungi dari ancaman cyber."
Layanan OnlineFamily.Norton adalah bagian dari kampanye agresif global Symantec untuk mendidik masyarakat soal keamanan online serta bagaimana individu bisa memperkuat dirinya dan keluarganya untuk melawan kejahatan cyber.
Studi-studi yang disebutkan di atas, dan banyak studi sejenis, bertujuan mendidik dan memberi informasi pada konsumen tentang kondisi kesehatan dan ancaman internet.
Selain lewat OnlineFamily.Norton, Symantec merekomendasikan tips-tips berikut untuk melindungi keluarga saat online:
1. Jadilah orang yang melek teknologi dan berinvestasilah pada piranti lunak keamanan yang komprehensif, terupdate serta berbayar. Sudah tak cukup lagi hanya memiliki solusi antivirus, harus ada juga firewall dua arah, enkripsi password, tollbar anti-phishing dan update rutin. Piranti keamanan yang Anda punya harusnya memiliki fitur berbasis reputasi yang terbaru, agar kemampuan deteksi program jahat barunya jauh melampaui solusi tradisional.
2. Letakkan komputer di ruang keluarga, bukan di kamar pribadi. Jika memakai jaringan nirkabel, amankan dengan password dan jangan biarkan komputer yang tak dikenal mengaksesnya.
3. Bangun sebuah kesepakatan soal penggunaan internet. Seringlah berbincang dengan anak-anak dan buat kesepakatan yang realistis. Lakukan dialog soal siapa, apa dan di mana anak-anak online tapi jangan jadikan ini sebuah interogasi, lakukanlah dengan menyenangkan. Contohnya, dorong semua orang di keluarga untuk membuka situs keamanan seperti Norton Safe Web yang memiliki komunitas yang saling bekerjasama melaporkan situs berbahaya dan phishing. Satu hal lagi, jika diminta 'menyetujui' atau 'menolak' akses sebuah aplikasi ke internet, pastikan bahwa hal pertama yang dilakukan adalah menolaknya kecuali anda benar-benar yakin bahwa situs yang diaksesnya otentik dan aman.
4. Pahamilah Jejaring Sosial. Tahun 2009 adalah tahun terjadinya serangan baik pada situs jejaring sosial dan penggunanya, dan hal ini akan berlanjut di 2010. Dorong anak-anak untuk berhati-hati saat mengklik tautan yang dikirimkan oleh 'teman' mereka -- gaya bahasa yang berbeda, janggal dan tak lazim biasanya menunjukkan itu pesan palsu.
5. Bantu anak-anak melindungi informasi pribadi mereka. Atur pilihan privasi pada level paling ketat. Dorong anak-anak untuk tidak memberikan informasi pribadi tentang dirinya atau orang lain.
6. Lindungi password anak-anak anda. Selalu gunakan password yang kuat dengan kombinasi huruf dan angka, dan ubah secara rutin.
7. Sering-sering periksa rekam jejak penggunaan internet Anda.
8. Luangkan waktu untuk online bersama anak-anak.
9. Ajarkan etika dunia cyber pada anak-anak.
10.Ajari anak-anak untuk memberitahukan pada orangtua, guru atau orang dewasa yang dipercaya jika mereka merasa tak nyaman dengan hal apapun yang mereka lihat di komputer.Untuk hal-hal lain yang bisa membantu menjaga keamanan keluarga saat online, kunjungi OnlineFamily.Norton.
http://dedepurnama.blogspot.com
Di satu sisi, internet bisa menjadi sumber informasi yang beragam dan mengagumkan. Anak pun berpeluang mencari teman baru atau bergabung dengan komunitas online. Tapi di sisi lain, internet bisa menjadi sangat menakutkan. Apalagi bagi orangtua yang pengalaman dan pengetahuannya di dunia online masih kurang.
Kekhawatiran akan keamanan anak online semakin besar, terutama soal bagaimana orangtua bisa melindungi anak dari orang asing yang mereka temui online. Parahnya lagi, risikonya pun makin hari makin besar saja. Ancaman bagi anak-anak juga semakin beragam. Mulai dari premanisme online alias cyber-bullying, penguntitan hingga pencurian identitas dan predator online.
Mulai dari Mana?
Meski banyak orangtua sadar bahwa ada bahaya bagi anak-anak mereka di internet, masih sedikit yang tahu harus mulai dari mana.
Survei bertajuk Norton Online Living Report 2009 menunjukkan bahwa 33 persen orangtua mengatakan sulit membuat aturan untuk penggunaan internet karena mereka tak pernah mengalami itu saat masih anak-anak.
Symantec melihat ada urgensi untuk menyampaikan pada masyarakat akan bahaya dan masalah yang dihadapi anak di internet, serta apa yang bisa dilakukan orangtua. Ingat, setiap tiga detik sebuah identitas dicuri dan korbannya bisa saja anak-anak.
Di awal 2009, Norton telah memperkenalkan OnlineFamily.Norton. Ini merupakan bagian dari komitmen Norton untuk mendidik dan menghadirkan sumber daya yang dibutuhkan bagi keluarga dan pendidik.
Layanan gratis untuk keamanan keluarga itu membantu melindungi anak-anak saat online. OnlineFamily.Norton juga membantu membangun dialog antara orangtua dan anak-anak tentang apa yang dilakukan saat online, agar mereka tak saling terasing.
Lewat layanan itu, orangtua memiliki piranti yang dibutuhkan untuk memastikan tempat-tempat yang dikunjungi anak-anaknya saat online, berapa lama mereka online, siapa yang diajak bicara serta informasi apa yang dibagi ke orang lain.
Bagusnya lagi, semua hal itu bisa dilakukan tanpa memata-matai anak-anak mereka. Ini karena anak-anak tahu sepenuhnya bahwa apa yang mereka lakukan diawasi oleh orangtua. Rasa tanggungjawab itu pada gilirannya akan mendorong anak-anak untuk memiliki kebiasaan online yang sehat.
Apa yang Dicari Anak Saat Online?
Untuk lebih mengetahui apa yang dilakukan anak-anak saat online, Norton dari Symantec belum lama ini mengungkap hasil studi Top Kids’ Online Searches of 2009. Studi itu menunjukkan topik apa yang paling dicari anak-anak saat online selama 2009, berdasarkan data di OnlineFamily.Norton.
Dalam studi itu, Norton memeriksa 100 pencarian teratas yang dilakukan anak usia 18 tahun ke bawah dan memecah-mecah datanya berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Bagi orangtua, mungkin mereka akan wajar melihat pencarian dengan kata kunci seperti "New Moon", bagi remaja, atau "Sesame Street" untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Namun ada hasil pencarian yang bisa jadi akan mengejutkan.
Kata kunci "Sex" dan "Porn" meraih posisi cukup tinggi dalam pencarian yang dilakukan anak usia 18 tahun (nomor 4) dan di bawah 18 tahun (nomor 5). Jelas ini menjadi hal yang patut diwaspadai orangtua, terutama jika anak-anak belum pernah diajak bicara soal apa yang pantas dan tidak pantas dilihat di internet.
Tiga besar pencarian anak-anak di 2009 juga mencakup YouTube, Google dan Facebook. Meski situs-situs tersebut bisa menghibur dan mendidik, tapi orangtua harus duduk bersama anak-anak dan berbincang soal: video apa yang pantas dan tidak pantas dilihat; informasi apa yang dicari; dan bagaimana berinteraksi di situs jejaring sosial.
Perkuat Diri dan Keluarga
"Jika bicara ancaman online, orangtua bukan hanya perlu memperhatikan konten tidak pantas yang tidak sengaja ditemui anak-anaknya. OnlineFamily.Norton menjadi unik karena memberikan wawasan bagi orangtua soal kegiatan anaknya dan apa yang menarik bagi mereka, sehingga orangtua bisa berdiskusi soal hal-hal yang menarik minta mereka sekaligus melindungi dari ancaman cyber."
Layanan OnlineFamily.Norton adalah bagian dari kampanye agresif global Symantec untuk mendidik masyarakat soal keamanan online serta bagaimana individu bisa memperkuat dirinya dan keluarganya untuk melawan kejahatan cyber.
Studi-studi yang disebutkan di atas, dan banyak studi sejenis, bertujuan mendidik dan memberi informasi pada konsumen tentang kondisi kesehatan dan ancaman internet.
Selain lewat OnlineFamily.Norton, Symantec merekomendasikan tips-tips berikut untuk melindungi keluarga saat online:
1. Jadilah orang yang melek teknologi dan berinvestasilah pada piranti lunak keamanan yang komprehensif, terupdate serta berbayar. Sudah tak cukup lagi hanya memiliki solusi antivirus, harus ada juga firewall dua arah, enkripsi password, tollbar anti-phishing dan update rutin. Piranti keamanan yang Anda punya harusnya memiliki fitur berbasis reputasi yang terbaru, agar kemampuan deteksi program jahat barunya jauh melampaui solusi tradisional.
2. Letakkan komputer di ruang keluarga, bukan di kamar pribadi. Jika memakai jaringan nirkabel, amankan dengan password dan jangan biarkan komputer yang tak dikenal mengaksesnya.
3. Bangun sebuah kesepakatan soal penggunaan internet. Seringlah berbincang dengan anak-anak dan buat kesepakatan yang realistis. Lakukan dialog soal siapa, apa dan di mana anak-anak online tapi jangan jadikan ini sebuah interogasi, lakukanlah dengan menyenangkan. Contohnya, dorong semua orang di keluarga untuk membuka situs keamanan seperti Norton Safe Web yang memiliki komunitas yang saling bekerjasama melaporkan situs berbahaya dan phishing. Satu hal lagi, jika diminta 'menyetujui' atau 'menolak' akses sebuah aplikasi ke internet, pastikan bahwa hal pertama yang dilakukan adalah menolaknya kecuali anda benar-benar yakin bahwa situs yang diaksesnya otentik dan aman.
4. Pahamilah Jejaring Sosial. Tahun 2009 adalah tahun terjadinya serangan baik pada situs jejaring sosial dan penggunanya, dan hal ini akan berlanjut di 2010. Dorong anak-anak untuk berhati-hati saat mengklik tautan yang dikirimkan oleh 'teman' mereka -- gaya bahasa yang berbeda, janggal dan tak lazim biasanya menunjukkan itu pesan palsu.
5. Bantu anak-anak melindungi informasi pribadi mereka. Atur pilihan privasi pada level paling ketat. Dorong anak-anak untuk tidak memberikan informasi pribadi tentang dirinya atau orang lain.
6. Lindungi password anak-anak anda. Selalu gunakan password yang kuat dengan kombinasi huruf dan angka, dan ubah secara rutin.
7. Sering-sering periksa rekam jejak penggunaan internet Anda.
8. Luangkan waktu untuk online bersama anak-anak.
9. Ajarkan etika dunia cyber pada anak-anak.
10.Ajari anak-anak untuk memberitahukan pada orangtua, guru atau orang dewasa yang dipercaya jika mereka merasa tak nyaman dengan hal apapun yang mereka lihat di komputer.Untuk hal-hal lain yang bisa membantu menjaga keamanan keluarga saat online, kunjungi OnlineFamily.Norton.
http://dedepurnama.blogspot.com
Post a Comment for "Dunia Online, Tempat yang Aman Bagi Anak dan Keluarga"